Jumat, 03 Juli 2015

CATATAN


Iseng-iseng menjelajahi belantara file catatan liar zamanku masih ingusan. DULU. -Alhamdulillah sekarang ingusnya sudah agak berkurang-. Selain ingin bernostalgia, aku juga tergelitik untuk membandingkan hasil tulisan antara “aku sekarang” dengan “aku masa lalu”. Di tengah keasyikan napak tilas inilah akhirnya kutemukan tulisan yang membuatku sedikit geli. Kemungkinan besar waktu itu aku tengah keselek air Zam-zam saat nulis catatan ini;
Jadilah diri sendiri!. Mengapa harus sibuk melihat Luna Maya dengan segala kesempurnaan fisiknya?.
Mengapa harus sibuk melihat B.J. Habiebie dengan segala kecemerlangan otaknya?. Mengapa harus sibuk melihat peranakan cendana dengan segala warisan harta yang seperti tak ada habisnya?. Mengapa kita harus berhayal mengulang sejarah dengan segala kemustahilannya?. Mengapa tidak melihat saja diri kita yang apa adanya kita?. Mata ini sibuk meratai tanda kebesaran-NYA. Telinga ini sibuk mengeja desir gaung alam yang selalu bertasbih mensucikan-NYA. Lentik jemari ini sibuk meraba halus dan lembut rahmat-NYA. Mengapa tidak berusaha menggunakan tiap helai potensi ini untuk menjadi lebih baik?. Berusaha membantu sesama dan menebarkan ceria di setiap sudut kehampaan mereka?. Hanya yakinlah bahwa kau bisa! Karena jika kamu tidak percaya pada dirimu sendiri, bagaimana mungkin orang lain percaya padamu?...”. 26 maret 2012
Aku yang pelupa menjadi penasaran juga. Tepat tanggal 26 maret 2012 itu, apa yang melatarbelakangiku untuk menulis catatan semacam ini?, bagaimana perasaanku?, dimana aku?, siapa yang mengisi relung terdalamku waktu itu?, seberapa tulus perasaanku?, atau malah sebaliknya?, seberapa tengik niat busuk yang merasukiku?, apakah ada yang kulewatkan dari diriku sendiri?, sejauh mana catatan ini mampu mewakili ke-akuanku? Atau ini juga tak lebih dari hasil kepiawaianku dalam berkamuflase? ahaha
Dulu, sempat terfikirkah olehku?, bahwa mungkin suatu saat nanti aku akan membuka catatan ini lalu kembali mempertanyakannya?. Atau cukup hanya menulis tanpa perduli kemana catatan-catatan ini akan bermuara?. Yang kutahu hanya menulis dan mem-berlalu-kannya. Toh pada akhirnya semua akan tetap menjadi masa lalu. Bersama bagian diriku yang kutinggalkan berlalu. Meskipun begitu “Why part of you stays with me even after you go?” ahaha, hanya pertanyaan terakhir ini yang aku tahu persis jawabannya. Kemungkinan paling mungkin adalah karena aku yang tak pernah rela meninggalkan segala tentangmu tertinggal bersama bagian diriku di masa lalu.
Dengan begini, Aku jadi sangat berhati-hati saat menulis. Aku sadar, di masa depan mungkin aku akan iseng membuka catatan-catatan yang kutulis hari ini. Lalu aku akan kembali mempertanyakan satu atau beberapa catatan menggelikan yang telah dilalap lupa. Sederet pertanyaan yang sama akan muncul dan aku hanya lupa jawabannya. Semoga untuk pertanyaan terakhir itu, aku pun telah lupa jawabannya. Atau jika tak berlebihan, semoga pertanyaan terakhir itu sudah tiada. Karena pertanyaan terakhir itu telah bermetamorfosa menjadi do’a manis yang selalu mengetuk-ngetuk pintu langit-Nya, lalu pada akhirnya do’a itu menyerupa pria teduh yang duduk membersamaiku nantinya. Ahahahaha
Hingga kelak ketika aku harus mempertanyakan catatan menggelikanku hari ini, aku tak lagi pening sendiri. Akan ada yang meyakinkanku bahwa masa lalu hanyalah cerita klasik yang tak perlu terlalu dirisaukan. Meskipun bukan berarti ia harus sepenuhnya dilupakan. Karena bagaimanapun juga, masa lalu itulah yang berjasa membentuk dirimu yang sekarang. Jika sudah begitu, aku akan mendekat dan membisikinya;
Sayang, belantara file ini adalah himpunan catatan-catatan kecil yang kutulis dulu disaat aku  senang, sedih, terluka, muak, bosan, habis jatuh dari motor, jatuh dari tangga, jatuh cinta, patah hati, kangen, enegh ngerjain skripsi, pening pengen ke eropa, kepanasan, kedinginan, kehujanan, kekenyangan, kembung, keseleo, nyeri sendi, demam, dan semua-mua yang pernah aku rasakan. Sekarang aku sudah mengerti. Aku sudah sepenuhnya memahami bahwa semua catatan-catatan yang sporadic ini sebenarnya adalah satu rangkaian kisah. Antara satu catatan dengan catatan lainnya mempunyai hubungan kausalitas yang tak teraba oleh rasa. Meskipun begitu bukan berarti ia tiada. Satu-satu dari tiap catatan ini menyimpan alurnya sendiri. Tapi taukah kamu, sayang? satu alur dari tiap catatan yang nampak berantakan itu sebenarnya mempunyai muara yang satu. Yaitu kamu. J
Wah, kenapa “aku masa depan” menjadi sangat amat genit sekali??? Ahahahaha
Eh, “aku masa depan” hanya akan tertawa dengan sopan “Hmhmhmhmhm” like that :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar